• Home
  • About

GEMA NURANI

Latest Strategic News for Progressive Indonesia

  • Ekonomi
  • Politik
  • Kampus
  • Multimedia
  • Opini
  • Koperasiana
You are here: Home / Headline / Kepemimpinan Jenderal Purnawirawan Masih Diperlukan

Kepemimpinan Jenderal Purnawirawan Masih Diperlukan

Wednesday, 28 November 2012 By Zaki Faddad

Menjelang 2014 nanti, banyak sekali diskursus mengenai siapa yang layak untuk menjadi presiden RI kedepannya. Akhir-akhir ini, diskursus lebih diarahkan pada predikat seorang, bukan sifat melainkan status seseorang seperti isu kepemimpinan tua-muda, gender, bahkan menjurus pada profesi tertentu.

Contohnya, masih dipersoalkan mengenai kepemimpinan dengan predikat tua dan muda. Banyak yang menunjuk pada kepemimpinan yang muda lebih baik dari yang tua. Hal ini tentu saja masih dalam tataran asumsi yang belum sepenuhnya benar. Yang muda pun belum tentu lebih baik dari yang tua.

Bahkan akhir-akhir ini, banyak kasus yang menimpa para politisi muda. Alih-alih menunjukkan kualitasnya sebagai pemimpin berkualitas, justru mereka terjebak dalam beberapa korupsi yang sangat merugikan negara.

Namun perlu dicatat kembali bahwa menjadi presiden merupakan hak seluruh warga negara yang telah cukup umur dan sehat fisik maupun mentalnya, sekaligus dicalonkan oleh partai politik dengan syarat tertentu. Singkatnya, semua orang yang memenuhi persyaratan ini layak untuk menjadi presiden.

Meski adanya syarat-syarat itu, tulisan ini akan berargumen, dengan predikat profesi yang melekat pada calon kandidat, bahwa ex- jenderal militer masih layak untuk menjadi kandidat calon presiden.

Tak Ada Masalah bagi Kepemimpinan Jenderal Purnawirawan

Alasan utama mengapa jenderal purnawirawan masih layak untuk memimpin negara ini ke depan ialah, dengan melihat sejarah, stabilitas politik mampu terjaga dengan baik. Pembangunan kemungkinan besar akan berjalan dengan baik dalam suasana pemerintahan yang stabil.

Sudah dua jenderal menjadi orang nomor satu di negeri ini, sudah cukup pula membuktikan bahwa mereka mampu membawa dalam situasi politik yang cukup stabil, meskipun pada bidang-bidang lain memiliki kelemahan.

Jenderal Suharto mampu mempertahankan pemerintahannya selama 32 tahun. Dengan masa pemerintahannya yang lama, ia dianggap cukup berhasil dalam pembangunan di negara ini, meski pada akhir pemerintahannya, Indonesia terjebak dalam krisis ekonomi yang begitu hebat.

Selain itu, corak kepemimpinan yang otoriter pada masanya menjadi sebuah dosa besar dalam iklim masyarakat demokratis.

Namun begitu,anggapan bahwa kepemimpinan dari kalangan militer tidak cocok dalam iklim demokrasi ternyata mampu dijawab oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia juga tidak begitu menampakkan corak otoritarianismenya. Peran sipil dalam demokrasi diberikan wadah dan ruang untuk menyuarakan pendapatnya.

Ia mampu mempertahankan dua kali periode pemerintahan, dan dianggap mampu membawa Indonesia pada kondisi ekonomi yang cukup baik setelah krisis moneter 1998.

Para jenderal memiliki kemampuan, berdasarkan pengalamannya, dalam mengelola suatu institusi tingkat tinggi. Sehingga tidak merasa kaget dan menghabiskan banyak energy untuk mempelajari dasar administrasi institusi dan kepemimpinan birokrat.

Kepemimpinan dari kalangan militer bisa mungkin sekali menjadi kebutuhan akan kepemimpinan Indonesia mendatang. Dengan kemampuannya menjaga stabilitas politik juga dapat berpengaruh besar untuk menjamin keamanan bagi roda ekonomi di negara ini.

Meski begitu, masih ada beberapa hal yang patut dicermati bahwa seorang kandidat presiden kedepan harus memiliki keluarga yang harmonis. Analoginya, bagaimana mampu memimpin negara ini jika memimpin keluarganya saja tidak bisa.

Bagaimanapun seorang pemimpin, baik dari kalangan militer atau sipil harus diawali dengan niatan yang tulus untuk memimpin negara ini menjadi lebih baik. Yakni, dengan mementingkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Dan juga perlu ditegaskan di sini, bahwa kepemimpinan dari kalangan militer adalah ideal di atas kertas yang masih perlu dibuktikan melalui kinerja di masa-masa yang akan datang. Dengan tidak mengulangi kesalahan para pemimpin terdahulu dan berupaya keras untuk  menunjukkan progress yang lebih baik dari kepemimpinan sebelumnya.

 

Berbagi ini:

  • Twitter
  • Facebook
  • LinkedIn
  • Print

Tulisan Lainnya Barangkali Anda Suka

Filed Under: Headline, Opini Tagged With: calon presiden, jenderal, kepemimpinan, militer

Terbaru

Rumah Baca Iqra’ dan Peradaban Kalingga

Kovernya memang rumah baca, tapi tidak kurang tidak lebih, sebenarnya, gambaran ulang tentang Peradaban Kalingga tengah dirintis.

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Wimboh Santoso Dilantik sebagai Ketua MES 2018-2021

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, dilantik sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2018-2021.

Langganan via email

Silahkan isikan alamat email Anda untuk berlangganan artikel Gema Nurani secara gratis melalui email

Follow me on Twitter

My Tweets

Ekonomi

Termasuk Daerah Ekuator, Letkol Laut (P) Salim: Indonesia Rentan Diadu Domba Asing

Konflik global kini dilatarbelakangi perebutan Daerah Ekuator untuk mencari pangan, air, dan energi.

Politik

Wiranto Menkopolhukam, Letkol Laut (P) Salim: Apakah Kita Punya Strategi Maritim?

Menkopolhukam baru sebaiknya tetap menjaga konsistensi Indonesia terhadap politik luar negeri dan mengutamakan penjagaan kedaulatan dan sumberdaya alam Natuna.

Kampus

Sentuh Wilayah Ekopol, Bedah Buku My Fish My Life Akan Digelar Himaspal UNDIP

Acara bertajuk Maritime Talk, menghadirkan panelis, Staf Ahli Utama Kepresidenan Bidang Maritim, Riza Damanik.

Multimedia

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Opini

Rumah Baca Iqra’ dan Peradaban Kalingga

Kovernya memang rumah baca, tapi tidak kurang tidak lebih, sebenarnya, gambaran ulang tentang Peradaban Kalingga tengah dirintis.

Koperasiana

Ekonom UMY: Praktik Ekonomi Komunal Berbadan Hukum Koperasi Mulai Menunjukkan Hasil

Koperasi pada kenyataannya, berhasil menjadi tulang punggung negara-negara kaya di dunia.

Copyright © 2010 - 2017 GEMA NURANI