• Home
  • About

GEMA NURANI

Latest Strategic News for Progressive Indonesia

  • Ekonomi
  • Politik
  • Kampus
  • Multimedia
  • Opini
  • Koperasiana
You are here: Home / Ekonomi / Dilematis, Pertamina Ditinggal Direktur Utama

Dilematis, Pertamina Ditinggal Direktur Utama

Tuesday, 19 August 2014 By Suut Amdani

Karen Agustiawan, Dirut PT Pertamina (persero). (Foto: Tempo)

Karen Agustiawan, Dirut PT Pertamina (persero). (Foto: Tempo)

Jakarta, GNOL* Kabar pengunduran diri Direktur Utama (Dirut) PT. Pertamina (persero) – Karen Karen Agustiawan, dirasa janggal oleh berbagai pihak. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan menyatakan Karen mundur dari jabatannya mulai 1 Oktober 2014.

Menurut keterangan Dahlan Iskan, Karen sudah berkali-kali minta mundur dari jabatannya. Namun, Dahlan selalu menolak dan mempertahankan Karen mengingat kinerjanya yang sangat cemerlang.

Menteri BUMN ini mengkui Karen telah membesarkan Pertamina selama 6,5 tahun dalam tugasnya. Karen berhasil membawa Pertamina masuk ke rangking 122 dalam Fortune 500 pada 2013 dan masuk rangking 123 pada 2014.

“Kali ini saya tidak bisa mampu lagi menahan. Bu Karen saya nawar jangan dekat-dekat ini. Akhirnya Bu Karen setuju dan 1 Oktober berhenti,” ungkap Dahlan di Jakarta, Senin (18/8).

Karen menjabat sebagai Dirut sejak 5 Februari 2009. Sebelumnya dia menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina per 5 Maret 2008. Pada 5 Maret 2013, pemerintah memperpanjang jabatan Karen sebagai Direktur Utama Pertamina untuk periode kedua 2013-2018.

Juru Bicara Pertamina Ali Mundakir mengatakan Karen mengundurkan diri dari jabatan direktur utama karena alasan pribadi. ”Alasannya pribadi, karena ingin lebih banyak mengurusi keluarga,” katanya.

Ali juga membantah, mundurnya Karen lantaran situasi politik, ataupun program kenaikan harga LPG 12 Kg tidak jalan dan pencabutan subsidi BBM yang menimbulkan kontroversi di masyarakat.

Kabarnya, setelah lepas dari Pertamina, Karen bakal meniti karir di bidang pendidikan sebagai pengajar di Universitas Harvard, Amerika Serikat.

Banyak Tekanan

Faisal Basri, ekonom Indonesia ini menilai mundurnya Karen untuk menjadi dosen di Harvard University terkesan mengada-ngada. Ia mensinyalir mundurnya seiring banyaknya interversi kepada Pertamina.

“Kayaknya terkesan aneh. Mengapa Karen mau menjadi dosen secara tiba-tiba? Ini saya rasa karena adanya tekanan atas berbagai kebijakan yang tidak disetujui pemerintah,” kata Faisal.

Ia menambahkan, keganjilan mundurnya Karena karena memang ada beberapa hal. Seperti kenaikan harga Gas Elpiji 12 kilogram yang tidak segera diputuskan pemerintah dan kebijakan lainnya yang selalu mengalami benturan kepentingan.

“Mungkin dia enggak tahan dengan kebijakan yang terus tidak dikabulkan, kalau sudah begini artinya dia sudah tidak dipercayai lagi. Mungkin ini alasan dia mundur, meski saya tidak mengenal Karen Agustiawan secara dekat,” terangnya.

Sumber: Antara, Tribun, Liputan6, OkeZone

Berbagi ini:

  • Twitter
  • Facebook
  • Google
  • LinkedIn
  • Print

Tulisan Lainnya Barangkali Anda Suka

Filed Under: Ekonomi, Headline Tagged With: karen agustiawan, Pertamina

Terbaru

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Wimboh Santoso Dilantik sebagai Ketua MES 2018-2021

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, dilantik sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2018-2021.

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian subsisten kolektif didesain memiliki kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan.

Langganan via email

Silahkan isikan alamat email Anda untuk berlangganan artikel Gema Nurani secara gratis melalui email

Follow me on Twitter

My Tweets

Ekonomi

Termasuk Daerah Ekuator, Letkol Laut (P) Salim: Indonesia Rentan Diadu Domba Asing

Termasuk Daerah Ekuator, Letkol Laut (P) Salim: Indonesia Rentan Diadu Domba Asing

Konflik global kini dilatarbelakangi perebutan Daerah Ekuator untuk mencari pangan, air, dan energi.

Politik

Wiranto Menkopolhukam, Letkol Laut (P) Salim: Apakah Kita Punya Strategi Maritim?

Wiranto Menkopolhukam, Letkol Laut (P) Salim: Apakah Kita Punya Strategi Maritim?

Menkopolhukam baru sebaiknya tetap menjaga konsistensi Indonesia terhadap politik luar negeri dan mengutamakan penjagaan kedaulatan dan sumberdaya alam Natuna.

Kampus

Sentuh Wilayah Ekopol, Bedah Buku My Fish My Life Akan Digelar Himaspal UNDIP

Sentuh Wilayah Ekopol, Bedah Buku My Fish My Life Akan Digelar Himaspal UNDIP

Acara bertajuk Maritime Talk, menghadirkan panelis, Staf Ahli Utama Kepresidenan Bidang Maritim, Riza Damanik.

Multimedia

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Opini

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian subsisten kolektif didesain memiliki kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan.

Koperasiana

Ekonom UMY: Praktik Ekonomi Komunal Berbadan Hukum Koperasi Mulai Menunjukkan Hasil

Ekonom UMY: Praktik Ekonomi Komunal Berbadan Hukum Koperasi Mulai Menunjukkan Hasil

Koperasi pada kenyataannya, berhasil menjadi tulang punggung negara-negara kaya di dunia.

Copyright © 2010 - 2017 GEMA NURANI