• Home
  • About

GEMA NURANI

Latest Strategic News for Progressive Indonesia

  • Ekonomi
  • Politik
  • Kampus
  • Multimedia
  • Opini
  • Koperasiana
You are here: Home / Opini / Nasib Bangsa Indonesia

Nasib Bangsa Indonesia

Thursday, 22 December 2011 By Fitrah Hamdani

Nasib Bangsa

Menatap nasib bangsa ini begitu nanar seolah tak lagi bermaya, kuping terasa panas, hati terasa sesak, air mata tak mampu lagi menetes karena telah mengering. Cerita dan realitas yang memilukan mengiringi hari-hari kelam bangsa ini. Kita hinggapi setiap hari berita konflik, KKN, ulah birokrat sok kuasa, tindak kejahatan, peradilan yang dijadikan kepanjangan tangan kekuasaan, hingga anggota dewan yang  selalu setia dengan “budaya membolos”. Mungkin inilah yang menjadikan alasan bagi Sondang Hutagalung membakar dirinya di depan Istana Negara.

Masyarakat diperhadapkan pada serentetan kasus korupsi dan konspirasi. Ada kasus CENTURI, kasus BLBI, kasus penyuapan pada pemilihan direktur BI. Bahkan beberapa hari yang lalu kita disuguhkan fenomena pembantaian masal di Sumatera Selatan dan Lampung. Pembantaian yang dilakukan aparatur Negara demi memuluskan kepentingan korporasi.

Sederetan kasus ketidakadilan yang terjadi pada bangsa ini biasanya selalu menguap, kalaupun diperbincangkan biasanya karena ada muatan politik yang melatarbelakanginya. Hal ini pada akhirnya menjadikan elit politik saling sandra untuk menutupi kebusukannya, partai yang menaunginya atau melindungi elit yang berada di atasnya. Elit politik kita saling berkelindan dalam permainan “patgulipat” hingga masyarakat merasa “kecerdasannya dikoyak”.

Apatisme

Mungkin bangsa ini telah terlalu lelah dan telah kehabisan energi dan rasionalitas hingga aura apatisme dapat kita rasakan di mana-mana. Lalu dihadapkan pada jalan serba buntu, menciptakan sebagian masyarakat menjadi anarkis dan brutal. Kriminalitas telah menjadi biasa untuk diperdengar dan dipertontonkan di negeri ini. Kejahatan yang terjadi begitu massif dari kota hingga melebar ke desa. Lingkungan hidup kita terasa semakin tidak aman lagi.

Selanjutnya coba lihat kondisi peradilan kita, budaya sogok  telah menjadi barang biasa. Putusan hakim bisa dibeli asalkan dengan harga yang pantas. Inilah fakta yang membebani kita semua. Beban itu makin hari makin bertambah berat karena tak adanya perubahan yang signifikan seperti signifikannya angka korupsi di berbagai instansi dan level pemerintahan.

Beban psikopolitik, psikoekonomi dan  psikoperadilan kita yang terlalu berat dan fakta di lapangan yang begitu memprihatinkan telah  menempatkan bangsa yang besar ini berada pada titik nadir dan terancam pada episode akhir dari peradaban sebuah bangsa. Semua beban yang kita miliki begitu berat, apalagi berbicara beban ekonomi dengan utang luar negeri kita yang menggunung dan kemiskinan semakin  merajalela.

Pemimpin Nasional

Indonesia jelas memerlukan nahkoda baru yang berani menerjang gelombang dan peta dari bentuk sebuah bangsa yang dicita-citakan. Jalan keluarnya adalah menjadikan pemilu 2014 yang akan datang sebagai sarana untuk memilih sosok pemimpin nasional yang kuat. Seperti yang dikatakan oleh Buya Syafi’i Ma’arif, pemimpin yang berjiwa merdeka, adil, dan terbebas dari mental budak. Apabila ke depan bangsa ini masih gagal memilih pemimpin yang kita cia-citakan maka bangsa ini akan TAMAT dari substansi kehadirannya.

Pada akhirnya, apakah gempuran persoalan yang tak kenal ampun yang menerpa bangsa ini mampu menjadikan kita semakin pandai dan arif untuk belajar dari cara kita yang salah mengelola sebuah bangsa. Ataukah kita akan tetep tenggelam dalam kubangan lumpur relitas yang chaos? Jawaban atas nasib bangsa berada pada kita semua, karena kedaulatan dan masa depan bangsa ini berada di tangan kita semua. (*)

Berbagi ini:

  • Twitter
  • Facebook
  • Google
  • LinkedIn
  • Print

Tulisan Lainnya Barangkali Anda Suka

Filed Under: Opini Tagged With: Apatisme, Carut marutnya Bangsa Indonesia, Kondisi Bangsa, Korupsi Bangsa, Nasib Bangsa Indonesia, Pemimpin Bangsa, Pemimpin Nasional

Terbaru

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Wimboh Santoso Dilantik sebagai Ketua MES 2018-2021

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan, Wimboh Santoso, dilantik sebagai Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah periode 2018-2021.

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian subsisten kolektif didesain memiliki kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan.

Langganan via email

Silahkan isikan alamat email Anda untuk berlangganan artikel Gema Nurani secara gratis melalui email

Follow me on Twitter

My Tweets

Ekonomi

Termasuk Daerah Ekuator, Letkol Laut (P) Salim: Indonesia Rentan Diadu Domba Asing

Termasuk Daerah Ekuator, Letkol Laut (P) Salim: Indonesia Rentan Diadu Domba Asing

Konflik global kini dilatarbelakangi perebutan Daerah Ekuator untuk mencari pangan, air, dan energi.

Politik

Wiranto Menkopolhukam, Letkol Laut (P) Salim: Apakah Kita Punya Strategi Maritim?

Wiranto Menkopolhukam, Letkol Laut (P) Salim: Apakah Kita Punya Strategi Maritim?

Menkopolhukam baru sebaiknya tetap menjaga konsistensi Indonesia terhadap politik luar negeri dan mengutamakan penjagaan kedaulatan dan sumberdaya alam Natuna.

Kampus

Sentuh Wilayah Ekopol, Bedah Buku My Fish My Life Akan Digelar Himaspal UNDIP

Sentuh Wilayah Ekopol, Bedah Buku My Fish My Life Akan Digelar Himaspal UNDIP

Acara bertajuk Maritime Talk, menghadirkan panelis, Staf Ahli Utama Kepresidenan Bidang Maritim, Riza Damanik.

Multimedia

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Arief Hidayat Kembali Jabat Hakim Konstitusi untuk 2018-2023

Ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Arief Hidayat, dilantik kembali sebagai Hakim Konstitusi periode 2018-2023.

Opini

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian Subsisten Kolektif, Penangkal Sistemis Kapitalisme Pertanian

Pertanian subsisten kolektif didesain memiliki kandungan kemandirian, kemerataan, dan keswadayaan.

Koperasiana

Ekonom UMY: Praktik Ekonomi Komunal Berbadan Hukum Koperasi Mulai Menunjukkan Hasil

Ekonom UMY: Praktik Ekonomi Komunal Berbadan Hukum Koperasi Mulai Menunjukkan Hasil

Koperasi pada kenyataannya, berhasil menjadi tulang punggung negara-negara kaya di dunia.

Copyright © 2010 - 2017 GEMA NURANI